ANEKA RAGAM PERAYAAN MAULID NABI MUHAMMAD S.A.W DI INDONESIA

 


Maulid Nabi Muhammad S.A.W merupakan peringatan Lahirnya Nabi Muhammad S.A.W dan sudah menjadi Tradisi sebagai bentuk ekspresi Kegembiraan yang dirayakan di beberapa belahan muslim di dunia.


Di Indonesia Sendiri, perayaan Maulid sudah menjadi hal yang Lumrah dan menjadi tradisi unik yang tidak boleh kamu lewatkan, tentunya mengingatkan dan mengambil manfaat serta pelajaran dari hari kelahiran Nabi merupakan tujuan utama dari diadakannya perayaan ini.

Berikut Perayaan Maulid di empat daerah di Indonesia yang sudah Kami himpun dari berbagai sumber.

1. Sekaten, Yogyakarta dan Surakarta

sekaten merupakan acara yang dilaksanakan dari tanggal 5 hingga tanggal 12 bulan rabiul awal atau tepatnya upacara pembukaan yang dilakukan sebelum hingga hari lahirnya Nabi Muhammad SAW.





Upacara Sekaten ini dilakukan dengan membunyikan dua gamelan Kiai Nogowilogo dan Kiai Guntur madu atau sering disebut dengan "sekaten sepisan", kemudian dilanjutkan dengan pemberian sedekah oleh Sultan Hamengku Buwono X, lalu Dua Gamelan diangkat menuju Masjid Agung Yogyakarta dan ditutup dengan Grebeg.


2. Maudu Lompoa, Sulawesi Selatan

Maudu Lompoa atau secara etimologi berati Maulid Besar, merupakan salah satu tradisi adat tahunan Masyarakat Bugis Sulawesi Selatan, desa cikoang, takalar khususnya dalam rangka memperingati hari Kelahiran Nabi Muhammad SAW


Tradisi ini biasanya sudah mualia bergeming sejak 40 hari sebelum 12 rabiul awal, ditandai dengan acara-acara seperti pertunjukan seni atraksi dan budaya yang di padukan dengan unsur agama hingga diaraknya replika perahu dan Julung-julung oleh masyarakat terutama para pemuda setempat, arak-arakan julung-julung berisikan makanan khas suku bugis seperti nasi pamatra beserta lauk-pauk nya diarak menuju pinggir sungai Cikoang sebagai puncak acara.


3. Bungo Lado, Padang.

Bungo Lado dalam bahasa padang memiliki arti Bunga Cabai, yaitu tradisi turun temurun yang sudah lumrah dilakukan masyarakat adat di Padang setiap tahunnya untuk Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.



Bungo Lado ditandai dengan pembuatan pohon yang dihiasi uang kertas asli mulai dari pecahan 10.000 hingga 20.000, sebagian ada yang lebih.
Dalam rangkaian acara Bungo Lado, pohon akan di arak dan diakhiri dengan penyerahan uang di pohon sebagai sumbangan oleh masyarakat sekitar untuk kesejahteraan ummat.


4. Dikee dan Kahuri, Aceh

Dikee Aceh atau Zikir Merupakan Acara Pembacaan Shalawat dan Barzanji Serta beberapa hikayat Nabi oleh sebuah grup Dikee.
Dalam rangkaian acara memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, sudah menjadi tradisi Dikee menjadi salah satu acara pembukaan, sebelum dilanjutkan dengan kenduri, hingga Ceramah Agama.




Sedangkan Kahuri merupakan tradisi makan bersama dengan tujuan meningkatkan hubungan baik antar masyarakat layaknya sebuah keluarga.

Dalam pelaksanaannya biasanya untuk kahuri atau kenduri masyarakat Aceh memiliki tradisi yang berbeda-beda tiap daerahnya, mulai dari idang, dalong, hingga kuah beulangong yang diberikan oleh masyarakat setempat secara sukarela untuk pengunjung, tamu, maupun masyarakat itu sendiri.

Nah
Menarik-menarik ya...
Bagaimana dengan tradisi di daerah kamu?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MANFAAT KEMIRI YANG HARUS KAMU TAHU

FAKTA SI KAKI SERIBU, BERBAHAYA KAH ? ?